Menyoal Masih Ada Korupsi di Indonesia (Bagian Kesepuluh)

Oleh: Hernadi Affandi

Banyaknya penangkapan pejabat negara dan pemerintahan yang terjadi tentu sangat menyedihkan rakyat karena akhirnya satu persatu di antara mereka tersandung kasus korupsi. Kenyataan itu menunjukkan pula bahwa penyakit korupsi sudah sangat akut melanda pejabat negara dan pemerintahan di segala lini.

Rakyat tentu sangat berharap bahwa perilaku koruptif dari pejabat negara dan pemerintahan akan hilang dari negeri ini atau setidaknya berkurang secara drastis. Dalam hal ini, rakyat tentu sangat berharap tidak ada lagi pejabat negara dan pemerintahan yang ditangkap oleh pihak berwenang ke depannya.

Hal itu baru akan terwujud jika tidak ada lagi pejabat negara dan pemerintahan yang korup dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Artinya, mereka benar-benar sudah amanah dalam mengemban dan menjalankan amanah serta kepercayaan rakyat untuk mengurus nagara ini dengan baik.

Sebaliknya, jika masih ada pejabat negara dan pemerintahan yang korupsi dan tertangkap di kemudian hari artinya tidak ada lagi harapan dan kepercayaan rakyat. Dengan kata lain, rakyat akan kehilangan harapan adanya pejabat negara dan pemerintahan yang benar-benar bersih, amanah, dan berintegritas.

Pada akhirnya, rakyat akan semakin kehilangan kepercayaan dan harapan terhadap para penyelenggara negara dan pemerintahan dalam mewujudkan negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Akibat korupsi yang masih terjadi secara masif dan massal negara ini akan sulit untuk maju, adil, makmur, dan sejahtera

Segala tujuan dan cita-cita negara tersebut tidak mungkin akan tercapai atau setidaknya sulit terwujud karena korupsi, bahkan yang terjadi justru adalah kebalikannya. Korupsi menyebabkan rakyat negeri ini akan menderita baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang seperti halnya ketika masih dijajah.

Perilaku koruptif dari penyelenggara negara dan pemerintahan tidak ada bedanya dengan para penjajah yang mengeruk dan menguras kekayaan negeri ini. Caranya saja yang mungkin berbeda, tetapi dampak yang ditimbulkannya tidak jauh berbeda, bahkan dapat lebih parah daripada dilakukan oleh para penjajah.

Sisa-sisa bekas penjajahan pada masa lalu yang masih dirasakan sampai saat ini adalah penderitaan, kebodohan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Keadaan itu pula yang dirasakan oleh rakyat saat ini dan yang akan datang akibat korupsi yang dilakukan oleh sebagian para penyelenggara negara dan pemerintahan. (Bersambung).

Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below