Menyoal Pelaksanaan Tujuan Negara (Bagian Kedelapan)

Oleh: Hernadi Affandi

Keberhasilan mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan negara yang utama merupakan catatan penting kehadiran penyelenggara negara dan pemerintahan. Oleh karena itu, kehadiran penyelenggara negara dan pemerintahan akan benar-benar dirasakan oleh rakyat jika rakyat benar-benar merasa sejahtera. Sebaliknya, apabila rakyat belum merasakan kesejahteraan tentu saja kehadiran penyelenggara negara dan pemerintahan akan dipertanyakan, meskipun secara fisik ada.

Kehadiran penyelenggara negara secara fisik semata-mata tanpa adanya makna yang berarti bagi kesejahteraan rakyat tentu tidak berarti apa-apa bagi rakyat. Artinya, kehadiran penyelenggara negara dan pemerintahan seharusnya bukan hanya dirasakan secara fisik saja, tetapi harus benar-benar memberikan makna yang berarti bagi rakyat. Semua itu akan terwujud jika penyelenggara negara dan pemerintahan benar-benar memikirkan, mewujudkan, dan mengedepankan kepentingan rakyat.

Dalam hal ini, penyelenggara negara dan pemerintahan di semua tingkatan mulai dari pusat sampai daerah semestinya menempatkan rakyat sebagai perhatian utama. Segala kebijakan, tindakan, program, usaha, dan hasilnya hanya ditujukan untuk kepentingan rakyat bukan sebaliknya untuk kepentingan penyelenggara negara dan pemerintahan sendiri. Apalagi hanya untuk kepentingan keluarga, kroni, kelompok, bahkan pihak asing dengan mengabaikan kepentingan rakyatnya sendiri.

Rakyat hanya butuh penyelenggara negara dan pemerintahan yang benar-benar mau dan mampu mewujudkan kepentingan rakyat. Apabila segala kepentingan rakyat sudah terpenuhi secara langsung atau tidak langsung rakyat juga akan merasakan kesejahteraan. Artinya, kesejahteraan itu bukan hanya terpenuhinya kebutuhan fisik-material semata-mata, tetapi juga keamanan, kenyamanan, ketertiban, keadilan, dan kedamaian yang harus diwujudkan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan.

Pembangunan fisik memang penting sebagai upaya untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa Indonesia juga tidak kalah dari negara lain. Namun demikian, pembangunan fisik semata-mata akan dirasakan kurang bermakna apabila keamanan, kenyamanan, ketertiban, keadilan, dan kedamaian justru hilang dari negeri ini. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan pemerintahan jangan hanya semata-mata mengejar pembangunan fisik-material, tetapi mengabaikan aspek mental-spiritual tersebut.

Konsep pembangunan yang hanya mengedepankan pembangunan fisik-material adalah kurang tepat jika tidak dibarengi dengan pembangunan mental-spiritual. Keseimbangan pencapaian konsep pembangunan antara fisik-material dengan mental-spiritual akan jauh lebih bermakna sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, kesejahteraan bukan hanya secara fisik-material, tetapi lebih kepada mental-spiritual yang di dalamnya terdapat rasa aman, nyaman, tertib, adil, dan damai. (Bersambung).

Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below