Waspada, Indonesia Resmi Memasuki Masa Resesi

Makramat.com. Setelah melalui masa pertumbuhan negatif selama dua triwulan, akhirnya Indonesia resmi memasuki masa resesi. Pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia itu disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, dalam konferensi virtual hari Kamis (5/11/2020).

Pada kesempatan tersebut, Kepala BPS menyampaikan tiga indikator. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia (Pendapatan Domestik Bruto). Kedua, indeks tendensi bisnis dan indeks tendensi konsumen. Ketiga, keadaan ketenagkerjaan Indonesia.

Kepala BPS menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi periode Juli-September 2020 minus 3,49% yoy. “Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I-2020, kuartal II-2020, dan kuartal III-2020 mengalami kontraksi sebesar minus 2,03% yoy,” jelas Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi itu.

Melihat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 ini sempat mengalami perubahan yang sangat cepat. Pada kuartal I 2020, pertumbuhan Indonesia masih berada pada 2,97 persen. Namun, pada kuartal II 2020 ekonomi Indonesia sudah tercatat minus 5,32 persen.

Jauh sebelum pengumuman resmi dari Kepala BPS tersebut pada hari ini, Kamis (5/11/2020) para pengamat sudah memprediksi bahwa jika kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih juga minus, maka Indonesia akan memasuki masa resesi.

Hal itu juga disampaikan oleh Ketua Koordinator Tim Kerja Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi, Bambang Widiyanto. Ia mengatakan bahwa kuartal III 2020 pertumbuhan ekonomi memang masih negatif. Namun diharapkan kontraksinya tidak akan lebih dalam dari minus 5,33 persen.

“Namun dipastikan pemulihan Indonesia akan cepat atau langsung pada 2021. Hal itu bisa terjadi jika sudah tersedianya vaksin,” Jelas Bambang.

Diharapkan setelah tersedianya vaksin COVID-19 pada 2021 masyarakat akan lebih bebas beraktivitas, sehingga diharapkan perekonomian sudah mulai berangsur tumbuh positif dan pada tahun 2022 kondisi sudah sepenuhnya normal.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga sudah memprediksi bahwa ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 kembali terkontraksi lebih dari minus 3 persen. Namun demikian, pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi akan cepat atau langsung pada tahun 2021 setelah tersedianya vaksin COVID-19.

“Jadi kuartal III mungkin minus tiga persen lebih sedikit, dan itu adalah trennya membaik, tren positif, ini yang harus ditekankan dari pengumuman BPS, dari 5,32 persen (kuartal II) menjadi minus 3 sekian persen,” ungkap Presiden Jokowi Widodo dalam sidang kabinet di Istana Negara seperti dilansir Antara, Senin (2/11/2020).

Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk merealisasikan belanja anggaran pada kuartal IV yang akan datang. Seperti diketahui, realisasi anggaran kementerian masih belum terserap dengan optimal. Akibatnya, Presiden juga sempat “menyemprot” para menteri akibat masalah tersebut.

Bahkan, pemerintah daerah banyak yang memarkir dananya di bank, sehingga uang tersebut tidak menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi secara makro. Banyak pemerintah daerah yang mengambil jalan aman di tengah pandemi COVID-19, sehingga tidak ada belanja pemerintah daerah yang signifikan. (RP).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below