Menyoal Masih Ada Korupsi di Indonesia (Bagian Kedua)

Oleh: Hernadi Affandi

Perilaku para pejabat negara dan pemerintahan yang tidak amanah tersebut antara lain ditunjukkan dengan masih banyaknya kasus korupsi yang terjadi di mana-mana. Hampir semua satuan tingkatan pemerintahan baik di pusat maupun daerah tidak steril dari kasus korupsi para pejabat dan pengelolanya.

Peristiwa OTT yang sudah sering dilakukan oleh KPK terhadap para pejabat negara dan pemerintahan di semua tingkatan hanya menunjukkan permukaan. Persoalan dan kasus korupsi yang belum terungkap dan terbongkar kemungkinan besar masih jauh lebih banyak karena lihainya cara dan modus yang digunakan.

Berbagai bentuk korupsi yang dilakukan oleh para penyelenggara negara dan pemerintahan tersebut menunjukkan masih ada yang salah dalam pengelolaan negara ini. Rakyat tentu akan merasa menyesal telah mempercayakan amanah kepada para penyelenggara negara dan pemerintahan yang tidak amanah.

Korupsi bukan saja sudah merusak kepercayaan rakyat, tetapi juga menimbulkan kerusakan terhadap bangsa dan negara ini. Kemajuan bangsa dan negara menjadi terganggu akibat masih maraknya korupsi yang terjadi, sehingga kesejahteraan dan kemakmuran rakyat menjadi semakin jauh dari harapan.

Perilaku para penyelenggara negara dan pemerintahan yang korup telah dan akan menimbulkan persoalan baru terhadap kemajuan bangsa dan negara. Semestinya, bangsa dan negara ini akan jauh lebih cepat maju dan berkembang jika tidak digerogoti oleh perilaku koruptif para pejabat dan pengelolanya.

Persoalan yang ditimbulkan oleh perilaku penyelenggara negara dan pemerintahan yang korup akan menimbulkan kerusakan dan kemunduran negara ini. Para pejabat dan pengelola negara ini yang seharusnya membawa kemajuan, tetapi justru membawa kemunduran, bahkan kehancuran negara ini.

Akibat korupsi bukan hanya akan dirasakan dalam jangka pendek oleh generasi saat ini, tetapi juga dalam jangka panjang oleh generasi yang akan datang. Dengan demikian, korupsi akan membawa bahaya dan dampak negatif yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang yang bersifat lintas generasi.

Dalam jangka pendek, kerugian akibat korupsi akan dirasakan oleh rakyat saat ini karena tidak utuhnya hasil pembangunan yang harus dinikmati dan diterima oleh rakyat. Akibat sebagian dananya berkurang karena dikorupsi, kualitas dan kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan tidak lagi sebagaimana mestinya.

Dalam jangka panjang, akibat korupsi adalah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan sulit tercapai karena imbas kurang baiknya kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Rakyat akan terus-menerus mengeluarkan dana untuk membangun fasilitas dan infrastruktur yang sama karena kualitasnya buruk. (Bersambung).

Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below