Akibat Pandemi COVID-19, Ibadah Haji 1441 H Dengan Protokol Kesehatan Ketat

Makramat.com. Pelaksanaan ibadah haji tahun ini sungguh amat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Keadaan itu terjadi akibat pandemi COVID-19 yang belum juga sirna di seluruh dunia termasuk di Arab Saudi.

Akibatnya, Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah jamaah haji utuk tahun ini menjadi hanya 1.000 sampai 10.000 orang saja. Padahal, dalam keadaan normal jamaah haji biasanya bisa mencapai 2,5 juta orang yang berasal dari seluruh dunia.

Indonesia saja setiap tahun biasanya mengirimkan jamaah hajinya tidak kurang dari 200.000 orang. Namun, untuk tahun ini Indonesia tidak memberangkatkan jamaah haji karena alasan pandemi COVID-19. Keputusan tersebut diambil pemerintah Indonesia pada 2 Juni 2020 lalu.

Seperti diberitakan oleh BeritaSatu.com, para jamaah calon haji 1441 H (2020 M) sudah tiba di Mekkah sejak hari Minggu (26/7/2020). Mereka merupakan sebagian dari sedikit yang diizinkan untuk bersua dengan Ka’bah di musim haji tahun ini.

Terkait dengan pandemi COVID-19, Kerajaan Arab Saudi hanya memperbolehkan sekitar 1000 jamaah untuk berhaji. Sebanyak 700 di antaranya expatriate yang tinggal di sana, Mereka bakal menjalani semua urutan ibadah haji dengan pengawasan ketat.

Para jamaah calon haji akan menjalani semua rangkaian haji dimulai tanggal 29 Juli 2020, yaitu ibadah miqat di Masjid Qarn Al Manazil, termasuk mabit (bermalam) di Muzdalifah, melempar jumrah di Mina, dan menjalani puncak haji wukuf di Padang Arafah.

Semua jamaah haji diwajibkan mengenakan masker, protokol kesehatan ketat, penyemprotan disinfektan dilakukan di berbagai titik, dan ratusan petugas kesehatan juga disiagakan. Selain itu, jaga jarak, 1,5-2 meter, dan kapasitas bus maksimal 20 orang. Hal itu untuk memastikan pelaksanaan ibadah haji berjalan dengan aman dan lancar.

Sementara itu, menurut berita yang dirilis TVOne, menyebutkan bahwa pemerintah Arab Saudi menggunakan teknologi canggih untuk memastikan keamanan dan kesehatan jamaah haji tahun ini.

Teknologi tersebut berupa gelang elektronik dan kartu pengenal berteknologi tinggi untuk dikenakan jamaah agar pergerakannya dapat dipantau. Juga digunakan pemindai termal untuk memantau suhu tubuh jamaah. Kebijakan keamanan tersebut penting untuk suksesnya ibadah haji tahun ini.

Menurut keterangan pihak Arab Saudi yang diwakili oleh, Amr Al-Maddah, dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, saat ini teknologi adalah “kuda hitam” untuk mengembangkan keseluruhan ibadah haji.

“Kami mencari apa yang ditawarkan teknologi untuk membuat haji lebih mudah dan lebih bisa diakses. Dan untuk lebih bisa mengendalikan kerumunan jamaah berjumlah besar,” demikian penjelasan Amr Al-Maddah seperti yang dirilis oleh TVOne. (RP).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below