Kecolongan, 40 ASN Terpapar COVID-19 Gedung Sate Ditutup Dua Minggu

Makramat.com. Sebanyak 40 ASN di lingkungan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat terpapar COVID-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17 orang adalah PNS dan 23 pegawai non-PNS yang merupakan supporting staff, ada bagian pengamanan, cleaning service, dan lain-lain.

Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja, dalam acara konferensi Pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (30/7/2020) sebagaimana disiarkan dalam acara Breaking News CNN Indonesia tadi siang.

Konferensi pers tersebut sekaligus juga untuk menjelaskan isu seputar penutupan Gedung Sate yang sempat beredar di masyarakat. Sehubungan dengan keluarnya Surat Edaran Nomor 800/117/UM Tentang Penyesuaian Sistem Kerja Bagi Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA: Rencana Denda Tidak Pakai Masker di Jabar, Mundur?

Di dalam Surat Edaran tersebut dijelaskan empat poin, sebagai berikut:

  1. Seluruh PNS dan non PNS di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat untuk melakukan Work From Home (WFH).
  2. Seluruh PNS wajib melaporkan aktifitas kinerja dan kehadiran melalui TRK dan K-Mob, sebagai dasar perhitungan dan pemberian TPP.
  3. Masjid, Command Center, Museum, Kantin, dan area publik Gedung Sate DITUTUP.
  4. Surat Edaran ini berlaku mulai tanggal 30 Juli 2020 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2020.

Pada kesempatan konferensi pers itu, Sekda Jabar menjelaskan bahwa para ASN tersebut tinggal di beberapa lokasi yang berbeda. Sebagian besar tinggal di Kota Bandung, sebagian tinggal di Kabupaten Bandung, dan sisanya lagi ada yang tinggal di Kota Cimahi.

Dari sisi usia, sebanyak 40% (16 orang) berusia 31 sampai dengan 40 tahun, 30% (12 orang) berusia 20 hingga 30 tahun, dan sisanya menyebar ada yang di atas usia 50 tahun dan 19 tahun. “Artinya, sumber penularan tersebut bisa bermacam-macam” jelas Sekda Setiawan.

BACA JUGA: Ini Alasan 2 Puskesmas di Karawang Ditutup

Selain itu, Sekda Jabar juga menegaskan bahwa peristiwa tersebut ada hikmahnya sebagai upaya melakukan evaluasi pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru (AKB) yang diterapkan di Jawa Barat di luar Bodebek (Bogor Depok, dan Bekasi).

Sekda juga menjelaskan alasan ditemukannya sejumlah ASN di lingkungan Gedung Sate yang terkonfirmasi positif COVID-19. Menurutnya, ditemukannya mereka yang terkonfirmasi positif karena Pemprov Jabar melakukan instruksi Ketua Gugus Tugas Provinsi Jawa barat untuk melakukan test proaktif.

“Lalu kita bisa melihat ternyata memang ada kasus-kasus yang selama ini barangkali mereka ini tidak terlihat atau tidak bergejala. Kami cek satu-persatu bahwa rata-rata dari mereka adalah usia muda jadi mereka tanpa gejala,” demikian dijelaskan Sekda Jabar.

Selanjutnya, Sekda Jabar, Setiawan Wangsaatmaja, juga menjelaskan bahwa kejadian ini merupakan “kecolongan” karena selama ini sudah diterapkan protokol kesehatan dengan ketat di lingkungan Gedung Sate, tapi tetap saja terjadi kasus tersebut.

“Kita harus ambil hikmahnya. Instansi pemerintah yang sudah memberlakukan secara ketat 50% hanya boleh diisi atau didatangi untuk tempat kerja ini. Lalu juga di luar kalau dilihat masuk ada disinfektan atau disinfeksi untuk mobil dan motor, termasuk juga hand sanitizer, tempat cuci tangan, dan sebagainya. Masih saja kita ini “kecolongan”. Katanya setengah mempertanyakan terjadinya kasus tersebut.

Selanjutnya, ia mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan di mana pun. “Oleh karena itu, saya rasa tetap protokol kesehatan itu harus tetap kita pegang, kita jaga, dan harus disiplin. Karena habis dari kantor bisa saja berinteraksi di tempat umum atau di luar.” Katanya mengingatkan.

Ia juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini masih ada dan semua pihak harus tetap waspada.  “Kewaspadaan ini seharusnya kita terapkan di dalam rangka bagaimana kita memutus penularan COVID-19,” imbaunya kepada seluruh masyarakat Jawa Barat. (RP)

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below