Menteri BUMN: Dampak Covid-19 Sangat Besar

Makramat.com. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat besar terhadap kinerja BUMN, bahkan terdapat 90% BUMN yang terdampak. Demikian disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, B.A., MBA, ketika menjadi pembicara dalam acara webinar nasional Silaturahmi dan Diskusi Kebangsaan Alumni Universitas Padjadjaran. Sejumlah pembicara tampil dalam acara yang digagas Ikatan Keluarga Alumni Universitas Padjadjaran tersebut.

Bertindak sebagai pembicara kunci adalah Menko Bidang Perekonomian RI, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT. Pembicara lainnya adalah  Menteri Dalam Negeri RI, Prof. H.M. Tito Karnavian, Ph.D., Ketua Komisi II DPR Dr. H. Ahmad Doli Kurnia, S.Si. M.T., Direktur Operasi PT Bio Farma Dr. M. Rahman Roestan, S.Si., Apt., MBA., dan Direktur Human Capital PT BRI Herdy Rosadi Harman, S.H., LL.M., MBA.

Baca juga: Mendagri: Covid-19 Serangan Terbesar Dalam Sejarah

Webinar tersebut bertema Sinergitas dan Kolaborasi Alumni Melalui Inovasi Menyongsong Kebangkitan Ekonomi dan Demokrasi Pasca Covid-19. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 27 Juni 2020 mulai pukul 19.00 sampai dengan 22.20 WIB. Acara tersebut dibuka oleh Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE, dan dipandu oleh moderator drg. Tina Talisa yang juga alumni Universitas Padjadjaran.

Menteri BUMN menyatakan bahwa setidaknya ada empat kategori dampak terhadap BUMN, yaitu supply, demand, operasional, dan finansial. Terkait dengan supply setidaknya ada dua persoalan yang dihadapi, yaitu pasokan bahan baku terganggu dan supply tidak terserap. Terkait dengan demand ada tiga dampak, yaitu penurunan daya beli, penurunan demand, dan penurunan sales (penjualan).

Baca juga: Optimisme Di Tengah Ketidakpastian Perekonomian Dunia

Selanjutnya, terkait dengan operasional ada dua kendala yang dihadapi, yaitu pembatasan atau penghentian operasi perusahaan dan diperlukam perannya untuk penanggulangan COVID-19. Sementara itu, terkait dengan dampak finansial dihadapi tiga masalah, yaitu penunggakan pembayaran, kenaikan eksposure pinjaman, serta penurunan likuiditas, solvabilitas, dan profitabiltas. Akibat turunnya kinerja BUMN pada tahun ini sebesar 90%, dividen BUMN pada 2021 diperkirakan hanya akan mencapai 25% dari kontribusi yang biasanya diberikan kepada pendapatan negara.

Menteri Erick Thohir menegaskan dalam kesempatan tersebut bahwa untuk menghasilkan laba yang lebih besar, peningkatan dividen, serta memberikan nilai tambah bagi negara ia telah melakukan perombakan BUMN. Sebesar 9,1% dipertahankan dan dikembangkan, 6,3% ditransformasikan, 68% dikonsolidasikan, 8,2% diutamakan untuk pelayanan publik, dan 8,2% didivestasi atau bermitra dengan pihak lain. Akibatnya, BUMN  yang ada telah dirampingkan dari 142 BUMN menjadi hanya 107 buah.

Di lain pihak, Menteri BUMN juga menyampaikan bahwa selama masa pandemi Covid-19 saat ini BUMN sudah turut berperan dalam pemulihan ekonomi. Hal itu terutama dilakukan oleh BUMN yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat, yaitu PLN, Bulog, Telkom, Himbara, Askrindo, Jamkrindo, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), dan Bank BRI. (HA).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below