Seminar Nasional Rekonstruksi Karakter Bangsa Guna Mendukung Ketahanan Nasional

Makramat.com. Dalam rangka menyambut hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2020, Alumni Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) Angkatan 1994 mengadakan seminar online nasional (semonas) yang diselenggarakan pada hari Senin (26/10/2020).

Semonas tersebut mengangkat tema besar “Semangat Sumpah Pemuda Di Era COVID-19: Rekonstruksi Karakter Bangsa Guna Mendukung Ketahanan Nasional”. Pelaksanaan Semonas sendiri dimulai pukul 13.00-16.48 WIB, dengan diikuti oleh kurang lebih 800 peserta dari kalangan Alumni AKABRI 1994, Alumni Lemhanas, para akademisi, dan lain-lain.

Semonas dibuka dengan sambutan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letnan Jenderal TNI (Pur) Agus Widjojo. Acara dilanjutkan dengan pembicara kunci (keynote speaker) yaitu Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, Dr. Edhy Prabowo, M.M., M.B.A.

Para narasumber yang tampil dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D (Wakil Menteri Pendidikan Nasional 2010-2011), Kol. Laut Dr. Lukman Yudho Prakoso (Universitas Pertahanan), Kol. Inf. Dr. Indarto Kusnohadi (Akademi Militer Magelang), Agus Herta, SP, SPMI (Ekonom Universitas Mercu Buana/Peneliti INDEF), dan Kol. Tek. Dr. Hikmat Zakky A (Lemhannas RI).

Dalam kesempatan itu, Gubernur Lemhannas antara lain menyampaikan adanya keluhan terhadap karakter bangsa, yaitu merosotnya nilai-nilai patriotisme, perubahan karakter budaya bangsa, dan globalisasi vs demokrasi vs kultur tradisional.

Menurut Agus, nilai-nilai patriotisme saat ini sudah mengalami perubahan. Misalnya, pada era tahun 1970-1980an, yaitu di era perang dingin nilai patriotisme dan nasionalimse itu lebih bersifat fisik. Halaman rumah kita pagari agar pihak musuh tidak masuk ke halaman, tetapi hal itu saat ini sudah berubah.

“Tapi sekarang di dalam era globalisasi dan persaingan antar bangsa, maka mungkin patriotisme dan nasionalisme berubah menjadi sebuah keberanian nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah keberanian untuk bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, di situ nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme” papar pensiunan Jenderal berbintang tiga tersebut.

Pada bagian penutup, Agus menyebutkan lima kesimpulan. Pertama, pemahaman tentang masalah kebangsaan membutuhkan pondasi kuat atas pemahaman anatomi permasalahan dan pondasi pengetahuan. Kedua, kesenjangan pragmatik antar generasi dapat diatasi dengan meningkatkan frekuensi komunikasi untuk saling berbagi dan mengisi perubahan.

Ketiga, frekuensi komunikasi ini diperlukan untuk membangun rekonstruksi melalui klaster pembaruan dalam konteks pembangunan peradaban bangsa, termasuk adaptasi kebiasaan baru dalam mendukung ketahanan nasional.

Keempat, klaster ini terdiri dari kader anak bangsa yang secara terencana diberi prioritas untuk meninjau kemajuan di berbagai belahan dunia sebagai studi banding, dan model rekonstruksi karakter bangsa. Kelima, jadilah karakter pembaruan dan bukan penghambat dalam proses pembangunan bangsa.

Sementara itu, Menteri KKP menyampaikan bahwa kita patut beryukur karena Indonesia masih memiliki kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Hingga saat ini, sektor kelautan dan perikanan masih mampu bertahan dan tetap berproduksi di tengah melemahnya sektor industri lainnya.

“Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kinerja ekspor dari perikanan Indonesia per Agustus 2020 mencapai 3,2 milyar atau meningkat 7,03% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Nilai tukar nelayan dan pembudi daya ikan pun sudah kembali di atas angka 100,” jelas Menteri KKP.

Dalam kesempatan itu, Menteri KKP juga menyampaikan upaya strategis sektor kelautan dan perikanan dalam menghadapi dampak COVID-19. Pertama, koordinasi dengan Menteri Sosial dan para kepala daerah untuk menjadikan produk perikanan masuk dalam paket bantuan sembako.

Kedua, perluasan gemar ikan (gerakan makan ikan) nasional. Ketiga, memberikan pelatihan kepada masyarakat secara daring dengan membuat platform digital e-jaring (elektronik belajar secara daring). Keempat, menjaring UMKM produk perikanan dalam ekosistem digital pemasaran pasar laut Nusantara dalam gerakan bangga buatan Indonesia. Kelima, memberikan bantuan stimulus untuk nelayan dan pembudi daya ikan agar usahanya tetap berkelanjutan.

Dalam upaya menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai prime mover pembangunan Indonesia, KKP sudah melakukan berbagai langkah signifikan.

“Antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia kelautan dan perikanan melalui pendidikan vokasi, pendampingan kelompok usaha melalui penyuluh perikanan, pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, serta adaptasi terhadap teknologi baru melalui hasil-hasil riset terapan kelautan dan perikanan,” tambah Menteri KKP. (RP).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below