Kasus COVID-19 Jawa Barat Hampir Menembus Angka 40 Ribu

Makramat.com. Setelah masa libur panjang 28 Oktober-1 November 2020, penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jawa Barat cenderung tinggi. Pada hari ini, Sabtu (7/11/2020) dilaporkan terjadi penambahan 476 kasus, sedangkan sehari sebelumnya Jumat (6/11/2020) 587 kasus.

Secara kumulatif, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Barat sampai dengan hari ini sudah hampir menembus angka 40 ribu, tepatnya 39.138 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 28.179 orang sudah sembuh atau selesai isolasi, 10.198 orang masih dalam perawatan, dan 761 orang meninggal dunia.

Baca juga: Waspada, Jawa Barat Menghadapi Ledakan Kasus COVID-19 Pasca Libur Panjang

Posisi pada hari ini, terdapat penambahan pasien yang sembuh sebanyak 451 orang, sehingga jumlahnya menjadi 28.179 orang. Pasien yang menjalani perawatan juga bertambah sebanyak 136, sehingga jumlahnya menjadi 10.198 orang. Sementara itu, kasus meninggal dunia tidak ada penambahan alias 0.

Dalam tiga hari terakhir, penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 cukup tinggi dengan angka rata-rata di atas 500 kasus perhari. Data menunjukkan penambahan kasus baru pada Kamis (5/11/2020 sebanyak 627 kasus, Jumat (6/11/2020) 587 kasus, dan Sabtu ini (7/11/2020) sebanyak 476 kasus.

Berdasarkan jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 yang masih tinggi, Jawa Barat masih berada di zona oranye. Hal itu diakibatkan hampir 90% kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Barat berada di zona oranye, sisanya dua di zona kuning, dan satu di zona merah.

Baca juga: Kasus Positif COVID-19 Jawa Barat Bertambah 516 Orang

Penambahan kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 yang cukup tinggi di Jawa Barat dalam beberapa hari terakhir ditengarai ada kaitannya dengan libur panjang tanggal 28 Oktober-1 November 2020 lalu. Hal itu menunjukkan lokasi wisata dapat menjadi klaster baru dalam penyebaran COVID-19.

Banyak pihak memprediksi bahwa penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Barat bahkan di Indonesia dengan drastis akan terjadi dalam seminggu ke depan. Penambahan tersebut dipicu masa libur panjang yang digunakan oleh masyarakat untuk berwisata, jalan-jalan, dan sebagainya.

Pada masa libur panjang lalu banyak masyarakat yang berlibur ke tempat objek wisata, mall, jalan-jalan, dan lain-lain. Artinya, masyarakat tersebut berkerumun atau berada di tempat umum yang ramai pengunjung, sehingga sangat rentan terjadi penyebaran COVID-19.

Baca juga: Kasus COVID-19 Karawang Masih Bertambah

Kerumunan orang apalagi kontak langsung dengan pembawa virus (carrier) sangat riskan terjadinya penyebaran COVID-19 yang berbahaya tersebut. Padahal, masyarakat juga tidak tahu siapa di antara para pengunjung objek wisata tersebut yang bertindak sebagai pembawa virus.

Penerapan standard operating prosedure (SOP) oleh pengelola objek wisata secara ketat terhadap para pengunjung sebelum masuk objek wisata diharapkan akan menjadi sensor awal. Upaya tersebut menjadi penting dalam menekan tertularnya virus corona di area objek wisata kepada pengunjung lainnya.

Peluang penyebaran COVID-19 secara masif pada masa libur panjang tentu sangat beralasan karena pengalaman masa lalu. Hal itu pernah terjadi ketika libur panjang pada bulan Agustus 2020 yang mengakibatkan penambahan kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 di Jawa Barat cukup signifikan.

Baca juga: Geliat Pariwisata Di Tengah Pandemi COVID-19

Hal itu juga dapat saja terjadi lagi akibat libur panjang Oktober 2020 lalu, terlebih kasus COVID-19 di Jawa Barat saat ini sudah hampir menembus angka 40 ribu kasus. Dengan jumlah itu, penyebarannya akan lebih cepat dibandingkan ketika jumlahnya masih sekitar 10 ribuan pada bulan Agustus 2020.

Dalam hal ini, masyarakat Jawa Barat perlu terus diingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum selesai. COVID-19 di Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya masih ada dan mengancam masyarakat setiap saat jika tidak waspada dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Meskipun dalam beberapa waktu terakhir ada kesan kebosanan masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19. Sebelum vaksin anti COVID-19 selesai ditemukan dengan tuntas, masyarakat harus tetap waspada terhadap segala peluang kemungkinan terjadinya penyebaran virus tersebut. (RP).

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below